Mengapa Sistem Infotainment Mobil Modern Bisa Bikin Kesal?

Mengapa Sistem Infotainment Mobil – Sesuai dengan namanya, sistem infotainment di dalam mobil berfungsi sebagai pusat hiburan dan informasi yang memainkan peran penting dalam pengalaman berkendara. Dalam beberapa dekade terakhir, sistem ini telah mengalami transformasi besar, berkembang dari fungsi-fungsi sederhana hingga menjadi pusat teknologi canggih yang kita kenal sekarang.

Pada era mobil klasik, sistem infotainment mulanya hanya terdiri dari unit radio, kaset, hingga CD player. Fungsi utama saat itu adalah memberikan hiburan audio kepada pengemudi dan penumpang, memungkinkan mereka menikmati musik atau mendengarkan berita selama perjalanan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan dan harapan terhadap sistem infotainment pun meningkat.

Kemajuan berikutnya membawa hadirnya navigasi satelit (Satellite navigation/sat-nav), yang memperkenalkan fitur panduan arah langsung di dalam mobil, membantu pengemudi mencapai tujuan tanpa harus bergantung pada peta fisik. Koneksi telepon kemudian ditambahkan, memungkinkan pengemudi untuk menerima panggilan tanpa mengalihkan perhatian dari jalan. Kabel AUX juga menjadi standar, memberikan kemudahan bagi pengguna untuk menghubungkan perangkat eksternal seperti pemutar musik portabel langsung ke sistem audio mobil.

Kekecewaan di Balik Teknologi Canggih: Ketidaknyamanan Infotainment Modern

Meskipun sistem infotainment telah mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, teknologi ini tidak selalu memberikan pengalaman yang ideal bagi penggunanya, baik pengemudi maupun penumpang depan. Faktanya, beberapa aspek dari sistem infotainment di mobil modern sering kali membuat pengguna merasa tidak nyaman, bahkan sampai merasa kesal.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh JD Power US Automotive Performance, Execution and Layout (APEAL) pada tahun 2024 mengungkapkan sejumlah keluhan pelanggan terkait infotainment modern. Temuan ini, yang dikutip dari Carbuzz pada Senin, 26 Agustus 2024, menyoroti beberapa masalah utama yang kerap dihadapi pengguna.

1. Menu yang Rumit

Dalam studi APEAL, sebanyak 23% pengguna mengungkapkan bahwa struktur menu yang sulit menjadi alasan utama di balik pengalaman buruk mereka dengan sistem infotainment modern. Seiring dengan bertambahnya fitur yang ditambahkan ke dalam sistem ini, hasil akhirnya sering kali berujung pada fitur-fitur dasar dan penting yang ‘terkubur’ di bawah lapisan menu layar sentuh, membuatnya sangat sulit diakses saat berkendara.

Beberapa produsen mobil mencoba mengatasi masalah ini dengan menawarkan tombol pintasan atau antarmuka yang dapat disesuaikan. Namun, langkah-langkah ini sering kali tidak cukup untuk menghilangkan akar permasalahannya. Pengguna masih harus melalui menu yang berlapis-lapis hanya untuk mengakses fungsi yang seharusnya bisa diakses dengan cepat dan mudah.

Idealnya, menu-menu dalam sistem infotainment perlu disederhanakan dan dipersempit, sehingga sebagian besar fungsi penting yang digunakan saat bepergian, seperti musik, kontrol iklim, dan pengaturan navigasi, dapat diakses langsung melalui satu tampilan layar tanpa perlu melalui sub-menu. Hal ini adalah sesuatu yang telah berhasil dicapai dengan cukup baik oleh platform seperti Apple CarPlay dan Android Auto, namun sayangnya, banyak sistem infotainment mobil lainnya masih lambat untuk mengikuti jejak ini.

Hilangnya Sentuhan Fisik: Keamanan dan Kenyamanan yang Terancam

Di masa lalu, aktivitas sederhana seperti menaikkan atau menurunkan volume, mengganti stasiun radio, atau mengatur suhu kabin dapat dilakukan dengan mudah bahkan saat mengemudi. Pengemudi hanya perlu memutar kenop atau menekan tombol, sering kali tanpa harus melihatnya, sehingga perhatian tetap terfokus pada jalan.

Namun, dengan munculnya sistem infotainment yang semakin canggih, banyak di antaranya kini mengandalkan layar sentuh, kontrol fisik yang familiar ini semakin terancam hilang. Kehilangan tombol fisik tidak hanya mempengaruhi kenyamanan pengguna, tetapi juga berdampak signifikan terhadap keselamatan berkendara.

Ketika tombol fisik digantikan oleh layar sentuh, pengguna sering kali harus mengalihkan pandangan dari jalan untuk melakukan penyesuaian yang sebelumnya bisa dilakukan tanpa melihat. Ini memperburuk situasi dari sudut pandang keselamatan, karena semakin banyak waktu yang dihabiskan pengemudi untuk melihat layar, semakin besar risiko terjadinya kecelakaan akibat gangguan.

Beberapa produsen mobil menyadari masalah ini dan berusaha menjaga keseimbangan antara teknologi modern dan kenyamanan pengguna. Misalnya, Hyundai telah menyatakan niatnya untuk tetap mempertahankan kontrol fisik dalam desain kendaraan mereka, memastikan bahwa pengemudi dapat tetap fokus pada jalan sambil tetap memiliki akses mudah ke fungsi-fungsi dasar. Di sisi lain, produsen seperti Honda memilih pendekatan yang lebih drastis, dengan berencana mengurangi kontrol fisik secara ‘brutal’ demi tampilan yang lebih bersih dan modern.

Pendekatan yang berbeda dari produsen mobil ini menimbulkan perdebatan tentang apakah inovasi teknologi harus selalu berarti meninggalkan elemen-elemen yang telah terbukti aman dan nyaman. Bagi banyak pengemudi, hilangnya kontrol fisik mungkin terasa seperti kemunduran, bukan kemajuan.

 

Informasi berita game lainnya terupdate.

Related Post

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *