Yahya Sinwar Tewas – Dalam sebuah konferensi pers yang diadakan bersama Kanselir Jerman, Olaf Scholz, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menyampaikan pandangannya terkait tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar. Biden menyebut bahwa kematian Sinwar dapat membuka peluang untuk perdamaian di Jalur Gaza, mengingat latar belakang kekerasan yang ditimbulkan oleh pemimpin tersebut.
“Kematian pemimpin Hamas merupakan momentum keadilan. Ia telah menumpahkan darah orang Amerika, Israel, Palestina, Jerman, dan banyak orang lainnya melalui tangannya,” kata Biden, menunjukkan bahwa tindakan Sinwar selama ini telah membawa dampak yang luas dan merugikan banyak pihak.
Pernyataan ini mencerminkan harapan bahwa dengan berkurangnya pengaruh Hamas setelah kematian Sinwar, proses perdamaian di wilayah tersebut dapat ditingkatkan, dan keadilan bagi para korban bisa tercapai. Biden berharap langkah ini dapat menjadi titik balik bagi situasi yang penuh ketegangan di Jalur Gaza.
Presiden berbicara kepada Perdana Menteri Israel
Benjamin Netanyahu, dalam pertemuan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan di Gaza. “Saya katakan kepada Perdana Menteri Israel (Benjamin Netanyahu) kemarin, mari kita jadikan momentum ini sebagai kesempatan untuk mencari jalan menuju perdamaian, masa depan yang lebih baik di Gaza tanpa Hamas,” ujar Presiden. Pesan ini menekankan pentingnya memanfaatkan situasi saat ini untuk mencapai solusi damai dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi Gaza, bebas dari dominasi Hamas yang selama ini dianggap sebagai penghambat stabilitas di wilayah tersebut.
Sinwar sebagai Penghalang Perdamaian Palestina
Presiden Joe Biden menanggapi kematian Yahya Sinwar, pemimpin Hamas yang dianggap sebagai penghalang utama bagi masa depan yang lebih baik antara Israel dan Palestina. Biden menyatakan, “Penghalang itu kini tidak ada lagi. Tapi masih banyak pekerjaan yang harus kita lakukan.” Ia juga menegaskan akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan pemimpin Israel lainnya untuk mengakhiri konflik ini secara permanen. Biden menekankan bahwa Hamas kini tidak lagi mampu melakukan serangan seperti yang terjadi pada 7 Oktober.
Sinwar dan Serangan yang Menewaskan 1.200 Warga Israel
Wakil Presiden AS Kamala Harris juga menyatakan bahwa kematian Yahya Sinwar membuka peluang untuk mengakhiri perang di Gaza. Dalam pidatonya di Universitas Wisconsin-Milwaukee, Harris menyebut Sinwar sebagai dalang serangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 warga Israel—hari yang disebut sebagai terburuk bagi orang Yahudi sejak Holocaust, dan menjadi pemicu perang panjang di Gaza. “Hari ini, Israel mengonfirmasi bahwa Yahya Sinwar telah tewas dan keadilan telah ditegakkan. AS, Israel, dan seluruh dunia menjadi lebih baik karenanya,” ujar Harris.
Saatnya Perang Gaza Dihentikan
Harris menegaskan bahwa dengan kehancuran Hamas dan kepemimpinan mereka yang telah dimusnahkan, saatnya tiba untuk mengakhiri perang di Gaza. “Momen ini memberi kita kesempatan untuk akhirnya mengakhiri perang di Gaza. Perang harus berakhir dengan Israel yang aman, sandera dibebaskan, penderitaan di Gaza berakhir, dan rakyat Palestina dapat mewujudkan hak-hak mereka,” kata Harris. Ia juga menekankan komitmen AS untuk membawa teroris yang mengancam rakyat Amerika atau pasukan mereka ke pengadilan.
Informasi berita game lainnya terupdate.